Rabu, 19 Agustus 2015

D'Cost

Tik tak tik tok...

Mungkin tak ada judul yang bisa kutempelkan.
Ini hanya sepenggal kisah yang tak begitu penting.
Hanya saja ini kugoreskan untuk mengenangnya.

Kisah ini masih lanjutan di hari yang sama, HUT RI pada sore hari.

Sepulang dari pengambilan gambar, priaku tepar dan aku meracik sedikit menu untuk mengganjal perut. Makanan kesukaannya, sayur asem dan sambal terasi.
Kubiarkan ia tertidur sesaat sembari menungguku selesai menyiapkan makan siang yang didobel ke sore.
Tak perlu menunggu lama, sekitar 15 menit nasi, sayur dan sambal terhidang dan kubangunkan priaku untuk makan.

Beberapa saat kemudian nasi yang terhidang lenyap dari pandangan. Entah karena lapar atau karena memang kami doyan.

Setelah menunggu beberapa saat membiarkan lambung mencerna nasi yang kami makan.
Kami memutuskan untuk jalan-jalan menikmati Kota Jambi di sore hari.
Selesai berberes dan merapikan dandanan. Kami meluncur ke Trona, tujuan awal hanya membeli plastik dan alat2 untuk kebutuhan suvernir pernikahan.

30 menit mencari barang yang diinginkan, kami mendapatkan semua dan akhirnya kaki kami langkahkan menuju etalase pisau di Lantai 3. Melihat dan membeli 50 pcs pisau pesanan my mom.
Menunggunya lama, karena stok pisau diambil di gudang.
Daaaan,, ketika mau transaksi baru ingat. Gak bawa cash. Terpaksa bergaya ala orang berduit, bayarnya pake Debit padahal nominal yang mau dibayar hanya Rp 135.000.

Urusan dengan pisau finis. Berlanjut keliling dan menuju d'Cost. Tempat makan "harga kaki lima rasa bintang lima". Mottonya begitu..

Menuju ke papan menu dan akhirnya memilih makanan yang ringan. Karena perut masih kenyang dengan nasi plus sayur asem sore tadi.
Cap cip cup akhirnya terpilih lah jus sirsak, jus jeruk, tomyam, dan tofu saus tiram.

Membawa kartu menu menuju meja kosong di sudut. Sambil menunggu pelayannya datang. Selfie adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Baru berapa kali take. Mbak-mbaknya datang dengan kalimat panjang lebar menjelaskan menu dan beberapa hidangan gratis seperti sambal terasi, nasi putih dan 2 gelas teh es manis.

Awalnya sempat bingung, karena mbaknya bicaranya kayak kereta eksekutif. Ngebuuut. Pada akhirnya kami memahami bahwa mbaknya berniat baik, memberikan beberapa makanan dan minuman tanpa bayar.

Setelah selesai rundingan, akhirnya kami urungkan niat untuk memesan jus dan hanya menikmati yang free saja -itung2 irit- .

Menunggu sekitar 10 menit pesanan datang. Tapi nasinya kok gak datang-datang. Setelah ditunggu hingga azan berkumandang, sebentuk nasi tak kunjung tiba. Akhirnya kami putuskan mengudap makanan tanpa nasi, seperti pesanan awal kami.

Tepat pukul 18.23 kami menuju kasir. Antre lah sebagai warga yang baik. Di saat itulah priaku mengatakan. Gimana nasi mau datang. Ternyata ambil sendiri..
Ulalaaaa...
Program baru d'Cost yang gak kupahami. Maklum jarang makan di sana. Payah menjangkaunya -alasan tak masuk akal sih- , tapi memang benar karena melewati ekskalator berkali-kali untuk menuju tempat itu.

D'Cost sejatinya tempat makan yang bisa dibilang berbudget miring dan tempatnya nyaman. Mungkin menjangkaunya saja yang agak jauh. Karena letaknya di lantai 3 kalau tak salah.

Hmmm... jangan terlalu mengeksplor tempatnya, nanti malah dibilang sponsorin. Hehehe

Kembali ke cerita di kasir.. antrean tak lama dan akhirnya terselesaikan pembayaran dan kami pun pulang...

Oh tidaak.. aku tak bisa langsung pulang. Tapi aku tetap kembali ke rutinitasku di malam hari. Kerja, kerja, dan kerja sebagai Copy Editor di Harian Pagi Jambi Independent.

Jambi, 15 Agustus 2015

3 komentar:

  1. I love it, bagus banget tulisanya sayang, makin cinta deh, bikin merinding tulisanya. I love you Sayang.

    BalasHapus
  2. I love it, bagus banget tulisanya sayang, makin cinta deh, bikin merinding tulisanya. I love you Sayang.

    BalasHapus
  3. Terima kasih apresiasinya sayangku. I love you too sayang..

    BalasHapus